
Dewi Motik, Pendiri Putri Ayu Indonesia 1981

Sejarah Dewi Motik
Dewi Motik adalah seorang wanita Indonesia yang dikenal sebagai pebisnis sukses, tokoh perempuan, serta mantan pemegang gelar Miss Indonesia. Lahir pada tanggal 10 Mei 1949, Dewi Motik menghabiskan masa kecil dan remajanya di Jakarta, di mana ia terbiasa dengan kegiatan-kegiatan yang melatih kreativitas dan kepemimpinannya.
Sejak usia 14 tahun, Ia sudah mempunyai uang sendiri dan berbagai cara dilakukannya untuk memperolehnya. Salah satu cara yang ia tempuh adalah dengan menjadi pesulap. Ketertarikannya pada sulap dimulai saat ia masih bersekolah di Sekolah Dasar di Menteng, Jakarta Pusat. Ia sangat menggemari pertunjukan sulap yang dilakukan oleh seseorang Om di dekat sekolahnya. Setelah meminta diajari, Ia dengan mudah dapat menguasai trik-trik sulap tersebut dan dengan demikian bisa menyenangkan orang sambil memperoleh uang.
Kecintaannya pada dunia sulap ini tidak membuat orang tua nya melarangnya, selama kegiatan tersebut tidak melanggar kaidah agama dan norma masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua Dewi Motik mempunyai pemikiran yang terbuka dan mendorong putrinya untuk mengeksplorasi potensinya.
Dalam kehidupan remajanya, Dewi Motik selalu terlihat aktif dan kreatif. Ia memperlihatkan jiwa kepemimpinan dan kepeloporan di tengah teman-temannya. Banyak teman-temannya yang menyukainya karena ia bisa memperjuangkan kepentingan mereka dan relatif bisa meminjamkan uang atau mentraktir kawan-kawannya. Namun, di sisi lain, banyak yang membencinya karena ia meraih simpati banyak teman pria sekelasnya dan selalu menjadi pusat perhatian dalam sebuah pertemuan. Namun, ia tidak peduli dengan hal tersebut karena ia melihat laki-laki itu sama saja dengan perempuan, memiliki otak, tenaga, dan perasaan.
Baca juga Walt Disney : Membangun Kerajaan Hiburan Keluarga Sejak 1955
Pada tahun 1968, Dewi Motik terpilih sebagai Ratu Luwes oleh Ikatan Mahasiswa Jakarta. Penghargaan ini membuktikan bahwa ia memang memiliki kecantikan dan pesona yang luar biasa. Selain itu, ia juga meraih gelar Miss Indonesia pada tahun 1973 dan mewakili Indonesia dalam kontes kecantikan Miss Universe di Athena, Yunani.
Dewi Motik, seorang pengusaha wanita Indonesia, memiliki kesibukan yang sangat padat dalam bidang perdagangan dan kewirausahaan. Namun, selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi dan sosial. Ia aktif dalam Persatuan Wanita Indonesia dan KADIN serta mengajar di lembaga pendidikan milik Ikatan Sarjana Wanita Indonesia. Selain itu, Ia juga sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai seminar dan forum, di mana ia mengulas masalah kewirausahaan, kemandirian, dan etika berbusana.
IWAPI
Pada tahun 1976, Ia dan kakaknya Kemala Motik mendirikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) sebagai wadah bagi para pengusaha wanita untuk menjalin kerjasama dan meningkatkan ketrampilan mereka sebagai pengusaha. Melalui IWAPI, mereka juga mencoba mengajak lebih banyak wanita untuk bekerja dan mencari nafkah serta memperluas kesempatan kerja bagi orang lain.
Kegiatan dan pengalamannya sebagai pengusaha, pengajar, pembicara, dan pemimpin organisasi mengantarnya menjadi seorang penulis. Dewi Motik telah menulis beberapa karya, termasuk Cintaku Tuhanku (kumpulan sajak) dan Yang Sopan yang Santun, sebuah buku yang membahas etika berbusana dan pergaulan pada umumnya.
Ia sangat menjaga kesopanan dan kebersihan diri, serta senantiasa tampil rapi dan sopan. Karena kesibukannya yang sangat padat, ia terbiasa membuat skedul kerja, membuat rencana kerja, dan menulis tulisan-tulisan tertulis. Ia sangat dihormati di Indonesia dan dikenal luas oleh seluruh lapisan masyarakat. Ia bahkan pernah dinobatkan sebagai Wanita Karir Ideal tahun 1977 dan Wanita Populer beberapa tahun kemudian. Kesenangannya akan busana yang baik dan sopan mendorongnya menulis etika berbusana, yang membuatnya terpilih sebagai Wanita Berbusana Terbaik tahun 1983 dan Wanita Executive Berbusana Terbaik enam tahun kemudian.
Setelah mengikuti kontes kecantikan, Dewi Motik merambah ke dunia bisnis. Ia berhasil melakukan ekspansi bisnisnya dan bekerja sama dengan Departemen Transmigrasi untuk membuka areal seluas 5.000 hektar di Sumatera Selatan. Di sana, ia membuka lahan PIR yang diperbaharui dengan dana dari Bank Dunia. Pada tahun 1991, Ia berhasil merampungkan pembangunan IWAPI berlantai 4 di Kali Pasir, Jakarta, sebagai perwujudan perjuangannya mengembangkan ketrampilan kaum wanita Indonesia.
De Mono
De Mono, sebuah lembaga pendidikan kewiraswastaan, didirikan oleh Dewi Motik dan suaminya, Pramono. Gedung De Mono, yang berlantai IV, diresmikan pada hari ulang tahun Dewi Motik pada 10 Mei 1989 oleh Menteri Perdagangan RI, DR Arifin Siregar. Acara tersebut dihadiri oleh banyak pengusaha terkenal dan artis, serta pengurus IWAPI. De Mono menawarkan mata pelajaran dalam merintis pembukaan usaha di bidang perdagangan dan ekonomi, kepemimpinan, kewiraswastaan, pemasaran, perpajakan, perbankan, dan psikologi. De Mono juga mengadakan acara tatap muka dengan pengusaha nasional terkemuka dan pimpinan bank-bank pemerintah dan swasta.
baca juga Kolonel Sanders, Seorang Pionir Restoran Siap Saji
De Mono berasal dari singkatan nama Dewi Motik dan suaminya, dan istilah ini digunakan dalam surat cintanya setiap kali Dewi Motik mengirimkan surat kepada mantan pacarnya, Pramono, puluhan tahun yang lalu. Pendirian De Mono didasari oleh keinginan Dewi Motik untuk membantu sarjana pengangguran yang memintanya untuk mencarikan pekerjaan. Namun, setelah beberapa saat, Dewi Motik merasa kewalahan dengan permintaan tersebut dan merasa perlu mendirikan sekolah kewiraswastaan untuk membantu mereka.
Dewi Motik percaya bahwa kunci untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses adalah dengan mengubah mental terlebih dahulu dan berani mengambil risiko, kemudian mereduksi risiko tersebut. Menurutnya, terus mencari peluang dan memiliki positive thinking serta keyakinan sukses adalah hal yang harus selalu diajarkan kepada anak didiknya.
De Mono telah meluluskan hampir 1000 alumni, dan sebagian besar telah berhasil membuka usaha mereka sendiri. Dewi Motik sering diundang untuk meresmikan pembukaan usaha mereka dan merasa bahagia ketika melihat kesuksesan mereka. Dewi Motik juga diundang untuk memberikan ceramah mengenai kewirausahaan di berbagai kesempatan, di mana ia menjelaskan bahwa inti kewirausahaan adalah memiliki jati diri yang kuat, inovatif, dan kreatif, serta mempersiapkan strategi dan kiat-kiat dengan baik.
Dalam perjalanan hidupnya, Dewi Motik mengaku bahwa ia sering merasakan kesenangan dan kesedihan yang bergantian. Namun, ia percaya bahwa itulah kehidupan, dan ia selalu berusaha untuk menghadapi segala masalah dengan berfikir secara positif dan konsisten. Ia juga mengajarkan kepada anak didiknya untuk berfikir secara bergantian dari mikro ke makro atau sebaliknya dalam memecahkan masalah.
Dewi Motik kini hidup bahagia bersama suami tercinta dan dua putra-putrinya. Meskipun padat kesibukannya, ia mampu membagikan ilmunya melalui berbagai media massa dan melalui keterlibatannya dalam berbagai organisasi dan kegiatan sosial.
Baca juga : Sejarah Aristoteles Onassis, Sang Raja Kapal Yunani Sukses di Usia 20 Tahun