
Profil : Jakob Oetama Pendiri Kompas-Gramedia

Jakob Oetama adalah seorang raksasa jurnalistik di Indonesia yang menawarkan jurnalisme damai dan berhasil membuka horizon pers yang modern, bertanggung jawab, non-partisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan.
Perjalanan Jakob Oetama
Pada tanggal 17 April 2003, Universitas Gadjah Mada secara resmi memberikan anugerah kehormatan berupa gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi kepada Jakob Oetama, Pemimpin Umum Harian Kompas dan Chief Executive Kelompok Kompas-Gramedia.
Jakob Oetama, salah satu raksasa jurnalis di Indonesia, berhasil membuka horizon pers yang benar-benar modern, bertanggung jawab, non-partisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan. Dia adalah penerima doktor honoris causa ke-18 yang dianugerahkan UGM, setelah sebelumnya gelar yang sama diberikan kepada Kepala Negara Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah.
Dalam pidato promosi untuk memperoleh gelar doktor honoris causa itu, Jakob Oetama mengemukakan bahwa pencarian makna berita serta penyajian makna berita semakin merupakan pekerjaan rumah dan tantangan media massa saat ini dan di masa depan. Jurnalisme dengan pemaknaan seperti itu diperlukan sebagai penunjuk jalan bagi penyelesaian persoalan-persoalan genting bangsa ini.
Promotor Prof. Dr. Moeljarto Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan bahwa jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan. Ia juga telah memberikan pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia.
Dalam pertimbangannya, UGM menilai Jakob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan wawasan dan karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu “kultur jurnalisme yang khas”, wawasan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu. Kultur jurnalisme itu telah menjadi referensi bagi kehidupan jurnalisme di Indonesia. Salah satu “kultur jurnalisme yang khas” yang dikembangkan Jakob Oetama adalah “jurnalisme damai”.
Jurnalisme damai merupakan proses penciptaan kultur jurnalisme baru, yang memungkinkan pers bertahan di tengah-tengah konfigurasi politik otoriter. Di bawah kepemimpinan Jakob Oetama, telah terjadi metamorfosis pers dari pers yang sektarian menjadi media massa yang merefleksikan inclusive democracy.
Jakob Oetama dikenal sebagai sosok yang menawarkan jurnalisme damai di Indonesia. Ia telah berhasil membuka horizon pers yang benar-benar modern, bertanggung jawab, non-partisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan.
Baca juga Hari Dharmawan : Legenda Bisnis Matahari Sejak Umur 18 Tahun
Salah satu konsep jurnalisme damai yang diterapkan oleh Jakob Oetama adalah memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap pemberitaan yang disajikan. Nilai tersebut menjadi acuan bagi para insan pers dalam mengumpulkan fakta, menulis berita, menyunting, serta menyiarkan berita.
Banyak tokoh nasional yang mengapresiasi jasa dan karya Jakob
“Maka penganugerahan ini tidak hanya sekadar pengakuan atas kinerja J.O. namun juga menjadi inspirasi bagi insan pers di Indonesia untuk terus mengembangkan jurnalisme yang bertanggung jawab dan berkualitas,” tambah Ashadi.
Sebagai seorang jurnalis dan pemimpin media, Jakob Oetama memang memiliki pengaruh yang besar di dunia pers Indonesia. Ia telah berhasil mengubah paradigma jurnalistik di Indonesia, dari yang sebelumnya cenderung bersifat partisan dan tidak independen, menjadi jurnalisme yang damai, independen, dan bertanggung jawab. Jurnalisme damai yang ia kembangkan menjadi landasan bagi media untuk memberikan pemberitaan yang seimbang, obyektif, dan tidak memihak.
Selain itu, Jakob Oetama juga sangat peduli terhadap isu-isu sosial dan kemanusiaan yang terjadi di sekitar kita. Ia memandang bahwa tugas media adalah memberikan suara pada suara-suara yang tidak terdengar, dan memberikan perhatian pada isu-isu yang terpinggirkan oleh media mainstream.
Oleh karena itu, ia selalu mendorong para jurnalis di media yang ia pimpin untuk memberikan perhatian khusus pada isu-isu sosial dan kemanusiaan.
Selama menjabat sebagai Pemimpin Umum Harian Kompas dan Chief Executive Kelompok Kompas-Gramedia, Jakob Oetama juga telah banyak memberikan kontribusi dalam mengembangkan media di Indonesia.
Ia memimpin Kompas-Gramedia untuk terus berkembang dan menjadi salah satu grup media terbesar dan terkemuka di Indonesia. Ia juga memperluas jangkauan media Kompas-Gramedia dengan mengakuisisi sejumlah media lainnya, seperti Tribun Network dan Viva Group.
Tak hanya itu, Jakob Oetama juga sangat berperan dalam memajukan pendidikan dan budaya di Indonesia. Ia terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kebudayaan, seperti mendirikan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan dan Yayasan Kompas Gramedia. Melalui yayasan-yayasan tersebut, ia memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia, serta mempromosikan budaya Indonesia ke seluruh dunia.
Baca juga Kisah Andrew Grove Buat Chip yang Laku Jutaan Keping
Dengan segala kontribusinya, tidak mengherankan jika Jakob Oetama dianggap sebagai salah satu tokoh pers terbesar di Indonesia. Penerimaan gelar doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada menjadi penghargaan yang pantas bagi karya-karyanya dalam mengembangkan jurnalisme yang damai, independen, dan bertanggung jawab. Ia telah membuka jalan bagi generasi jurnalis muda di Indonesia untuk mengikuti jejaknya, dan membawa pers Indonesia menuju arah yang lebih baik.
Dalam kesempatan tersebut, Jakob Oetama menyampaikan terima kasihnya atas penghargaan yang diberikan kepadanya. Ia berharap bahwa penghargaan tersebut dapat menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus berkontribusi dalam memajukan dunia pers Indonesia, serta memberikan inspirasi bagi para insan pers di Indonesia untuk mengembangkan jurnalisme yang lebih baik dan berkualitas.