
Sejarah Aristoteles Onassis, Sang Raja Kapal Yunani Sukses di Usia 20 Tahun

Cerita Kesuksesan Onassis
Banyak cerita orang orang sukses yang mengawali kesuksesannya dengan kesusahan. Seperti pepatah “Berakit-rakit dahulu berenang-renang kemudian” yang berarti bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Seperti itu pula yang dialami oleh Aristoteles Onassis.
Aristoteles Onassis sendiri lahir pada 20 Januari 1906 di Simyrna, Yunani. Ia lahir ditengah keluarga yang berkecukupan. Ayahnya yang seorang pedagang tapi juga menjabat sebagai presiden dari suatu bank dan rumah sakit ternama, sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga.
Namun akibat dari perang dunia II yang menyerang kota kelahirannya, menjadikan keluarganya harus menjadi pengungsi, hal inilah yang menyebabkan Onassis mengalami kemiskinan dan menjadikannya sosok yang keras.
Aristoteles Onassis kerapkali membuat masalah, yang membuat hubungan dengan ayahnya renggang dan membuat guru disekolahnya pun tepuk jidat dengan tingkah lakunya. Meskipun begitu, sedari dini Onassis memiliki bakat untuk berdagang. Bakatnya ini disadari oleh temannya sendiri yang ingin menjual mainan.
Cerita lain menjelaskan bakat bisnis Onassis pada usia mudanya. Pada suatu hari, ia membeli beberapa pensil bekas di gudang sekolahnya dengan harga murah. Lalu membuat pensil-pensil tersebut seperti baru lagi dan menjual kembali pensil-pensil itu dengan harga sangat murah namun tetap menambahkan keuntungan.
Hal ini pula yang dilakukan pada bisnis kapalnya, ia memperbaiki kapal-kapal laut yang rusak dan membuatnya layak digunakan untuk melaut, kemudian menjualnya kembali dengan harga yang tentu saja lebih tinggi.
Pada tahun 1922, Turki mengalami invasi yang menyebabkan ayah Onassis harus dipenjara selama setahun. Membuat seorang Aristoteles Onassis remaja harus bertahan hidup sendiri. Dan berusaha membebaskan ayahnya dengan menyelundupkan minuman keras ke Tentara Turki, dengan maksud merebut hati para jenderal.
Setelah berhasil membebaskan ayahnya dari tawanan tentara Turki, Onassis merasa disingkirkan oleh ayahnya sendiri, lalu mencoba peruntungannya di Argentina dengan tekad bahwa ia akan sukses tanpa bantuan ayahnya.
Pada 21 September 1923, Aristoteles Onassis tiba di Buenos Aires hanya berbekal uang sejumlah $450. Tanpa koneksi dan tanpa ijazah, memaksa Onassis harus melakukan pekerjaan kasar seperti tukang batu, kuli, tukang cuci piring dan akhirnya magang di River Plate United Telephone Co sebagai instalator listrik.
Peka dengan Kebutuhan Pasar
Ketika tembakau Yunani mulai terkenal di Argentina, Aristoteles Onassis mencoba mengimpor tembakau Yunani dan mendistribusikannya ke pabrik rokok. Usahanya membuahkan hasil, ia bekerja sama dengan Juan Gaona yang membeli tembakaunya seharga $10.000 dengan komisi sebanyak 5%.
Dengan keuntungan yang ia dapatkan, Onassis menggunakannya untuk membangun bisnis pabrik rokok tanpa pinjaman uang dari siapa pun. Namun sayang, usahanya tidak memberikan keuntungan sesuai harapannya. Sehingga Onassis harus menutup pabrik rokoknya, bisnis impor tembakaunya masih tetap berjalan lancar.
Pantang Menyerah
Di akhir tahun 1932 menandai suatu keputusan besar bagi kehidupan Onassis. Kegagalan pertamanya sebagai pemilik kapal tidak membuat ia mundur untuk tetap menanamkan uang dalam sektor itu. Ia sudah gandrung akan perkapalan. Ia tergerak oleh keyakinan batin bahwa kapal sajalah yang akan membawa dia ke jenjang sukses.
Maka, dikumpulkannya semua uang miliknya, yang waktu itu sudah lumayan, lalu berangkat ke London. Ia baru berusia 26 tahun. Ia telah dikenal karena reputasinya sebagai seorang usahawan yang berani, apalagi setelah penunjukannya sebagai Konsul Jenderal Yunani di Buenos Aires.
Pasar menderita berat akibat jatuhnya pasar modal Wall Street tahun 1929, memberikan kesempatan baik bagi para penanam modal. Kapal-kapal menjadi murah, jauh di bawah harga semula. Langkah paling baik adalah membeli kapal-kapal berusia 10 tahunan.
Kapal sebesar sembilan ton yang semula harganya $1.000.000, kini hanya laku dijual $20.000, kira-kira seharga sebuah Rolls-Royce. Apa yang dilakukan Onassis selagi masih kanak-kanak kini akan terulang, tetapi barang bekasnya adalah kapal.
Walaupun kini bisnisnya di London. Onassis membeli kapal pertamanya, dua buah kapal tua masing-masing seharga $20.000, di Montreal. Kedua kapal yang bernama Miller dan Spinner, diganti namanya menjadi Onassis Socrates dan Onassis Penelope, sebagai tanda penghormatan kepada kedua orang tuanya.
Lebih dari itu, Onassis adalah seorang yang optimis, ia sangat menonjol diantara pemilik-pemilik kapal Yunani lain yang berpangkalan di London. Ia bahkan tidak mempunyai pemikiran tentang krisis ekonomi, sehingga ia tidak takut menanamkan uangnya.
Sikap gesit dan diplomasinya dengan cepat mengantarkannya ke kalangan kelas tinggi. Salah satu pelicin jalan dalam kenaikannya ke kelas tinggi adalah hubungannya dengan putri seorang pemilik kapal yang terkenal.
Mampu Mendengarkan Lawan Bicara
Sifat lain yang memudahkan jalan Onassis adalah kemampuannya mendengarkan orang. Memang, keluwesan dan kefasihan bicara memainkan peranan penting dalam membujuk orang dan mendesak orang agar menerima gagasan kita. Tetapi tidak banyaklah orang yang tahu benar cara mendengarkan orang lain.
Dengan begitu, agar mampu mempengaruhi orang dan mendapat jaminan bahwa mereka akan menolong Anda dalam perjalanan menuju sukses, Anda harus mulai dengan mengetahui siapakah orang yang Anda hadapi.
Pada penghujung tahun 1947, Onassis melewati ambang lain dalam kariernya yang gemilang. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan mulai secara sistematis menerapkan prinsip yang dikenal sebagai OPM (Other People’s Money), dengan meminjam kepada Metropolitan Life Insurance Company sebesar $40 juta untuk membangun kapal-kapal baru.
Sebagai siasat ia menggunakan sebuah perusahaan minyak sebagai mitra. Onassis akan mengangkut minyak mereka dan kontraknya akan tetap berlaku sampai habisnya batas waktu utang. Karena perusahaan minyak pada waktu itu sangat terandalkan, meminjam atas nama perusahaan itu sangat mudah.
Walaupun ia seorang inovator, selama ia tidak menggunakan metode-metode para pesaingnya, ia bukanlah penemu OPM, walaupun mungkin ia menyatakan begitu.
Onassis meninggal pada tanggal 15 Maret 1975, tapi dalam menjelang akhir hayatnya ia minta kepada salah satu akuntannya apakah ia dapat mengatakan besarnya keuntungan yang dimilikinya secara cepat dengan pembulatan ke angka sepuluh dolar.
Pernah Onassis menyatakan mengenai teori pribadinya tentang “keharusan sejarah” yang tercipta pada masa sulit. Pengalamannya telah mengajar dia bahwa bila alam memberikan suasana yang cocok dan makanan berlimpah, ia tidak mempunyai banyak energi dan kurang berinisiatif.
Sebaliknya, orang yang terdesak dan harus berjuang keras untuk tetap bertahan, dalam keadaan sulit akan lebih mungkin mampu menyesuaikan diri dengan segala keadaan. Dengan demikian ia akan tetap berhasil selagi orang lain mati karena adanya rancangan untuk bertahan.
Demikianlah, menurut Aristoteles Onassis, kesulitan dan kemelaratan sering kali mendorong orang untuk menemukan sumber dayanya sendiri, yang tak diduga adanya sebelumnya, dan dengan demikian membuatnya maju dengan mendobrak keterbatasannya. Kisah hidup Onassis adalah sebuah gambaran yang baik sekali tentang prinsip tersebut.
Baca Juga : SUKSES BISNIS DENGAN AKHLAK _ ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)